|SP|**B L O G -- A N A K -- G E O G R A F I**|SP|

Minggu, 13 Desember 2015

Ketika Angin Sepoi Setega Itu

Semula Langit Cerah.
Matahari Tidak Pelit Membagi Sinarnya.
Hingga Setiap Sudut Tersinari.
Tidak Ada Yang Gelap, Tertutup Semua Oleh Cahayanya.
Bersama Datangnya Sinarnya
Angin Sejuk Berhembus Menghampiri, Melewati Setiap Langkah, Menghembus Apa Saja Yang Ia Sanggup
Tenang Dengan Tiupannya.
Menghembuskan Dedaunan Hingga Gugur Dan Jatuh Kebatang nya menemui daun yang sudah layu dahulu.
Hingga Angin Berlalu Menempuh Jarak Yang Tak Terukur, Dan Waktu Yamg Tak Terhentikan.
Dan Terus Angin Menambah Cepat Lajunya.
Tak Mau Ketinggalan Dengan Detik Demi Detik Yang Berlalu.
Awan Mulai Pekat.
Angin Mulai Memutar Pada Titiknya.
Memutar Apa Saja Yang Disentuh nya.
Kilatan Mulai Menyerang Dari Sumbernya Seolah Perang Melawan Musuhnya.
Padahal Tidak Begitu Ceritanya.
Itulah Memang Adanya Biasanya.
Angin Yang Terus Memutar Genggamannya
Mungkin Dia Akan Berhenti Dan Menghamburkan Apa Yang Digenggamnya Atau Mungkin Membawanya Jauh Seberapa Sanggup Ia Sanggup Menggenggam.
Dahlan SP
2015 Campur Aduk